Senin, 26 September 2016

Branding Diri, Baru Akan Dibeli

Kekuatan yang sesungguhnya terletak pada pemanfaatan soft power, seperti strategi, taktik, citra, identitas, visual, kata-kata, reputasi dan gagasan. 
(Catherine Kaputa, You Are Brand)

Apa yang dikatakan Catherine Kaputa mengenai soft power agak sulit dibantah, karena faktanya di dalam dunia nyata kita menemukan orang-orang sukses adalah mereka yang mampu menggunakan akal, taktik, gagasan dan kata-katanya untuk dijual ke publik. Catherine adalah wanita yang telah berakrir dalam dunia periklanan selama 20 tahun yang mengawali karir sebagai ahli sejarah seni Jepang.

Saya ingin menyambungkan pernyataan Catherine dengan mecontohkan beberapa pribadi yang sukses membranding diri mereka. Sebut saja Andri Wongso, ia sukses menjadi kaya raya hanya karena kata-kata motivasinya yang dianggap dan mampu membangkitkan semangat.

Atau Bob Sadino, pengusaha yang memiliki gaya busana yang unik karena hanya menggunakan celana pendek. Dalam dunia politik, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga sukses karena pencitraan yang dilakukan oleh timnya sebagai sosok yang gagah, tentara yang cerdas dan santun. Sementara itu, dalam dunia entertainment kita Tukul, sosok lelaki yang artis yang dibranding lelaki katro, wong ndeso tapi rezeki kota.

Pemanfaatan soft power atau membranding diri juga masuk dalam dunia religi, dunia yang selama ini sepertinya jauh dari unjuk gigi atau dalam istilah agama disebut ria. Sebut saja, KH Abdullah Gymnastiar, dai kondang asal Bandung, Jawa Barat, yang dikenal dengan manajemen qolbunya. Sebelumnya di era 80-an ada Almarhum KH Zaenudin MZ, sebagai dai sejuta ummat. Terakhir ada Ustad Maulana dengan taglinenya yang sering diungkapkan sejumlah kalangan yaitu ustad jamaah.

Salahkah para juru dakwah itu?, salahkah artis, pengusaha termasuk akademisi menjual diri dengan karakter uniknya masing-masing? Mudah-mudahan jawaban saya dengan Anda sama yaitu tidak. Dalam ilmu pemasaran, personal atau diri bisa dikategorikan sebagai merek yang bisa dijual kepada publik dalam hal ini konsumen sesuai dengan segmentasi pasar masing-masing. 


Merek menurut American Marketing Assoicaiton didefinisikan sebagai “nama,istilah, tanda, lambang, desain, atau kombinasi, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari salah satu atau kelompok pesaing. Agar strategi penetapan merek (branding) berhasil, Philip Kotler, ahli pemasaran dunia dalam bukunya manajemen pemasaran, mengatakan konsumen harus diyakinkan bahwa ada perbedaan merek yang kita tawarkan dengan merek lainnya.

Dari sini penulis ingin sampaikan bahwa ide atau gagasan, citra yang kita buat tidak akan laku dipasaran apabila tidak memiliki keunikan dengan gagasan orang lain. Itu kenapa orang-orang yang kreativ lebih sukses, karena tanpa dijual pun pasar dalam hal ini publik akan melirik untuk kemudian membeli dan menjadi loyalis bagi Anda. Jadi, mulai dari sekarang Anda harus mulai menggali apa yang membedakan diri Anda dengan orang lain, sehingga publik tergoda untuk membeli ”Anda’. 

Hal yang pertama kali harus dilakukan agar diri kita memiliki brand adalah berkomitmen, itulah saran Catherine Kaputa dalam bukunya yang berjudul You Are Brand. Saran Catherine memang tepat, karena apapun yang kita ingingkan dan impian tidak akan mampu kita capai kalau tidak ada komitmen yang sungguh-sungguh. Dalam bahasa Islamnya adalah Man Jadda Wa Jadda, siapa yang sungguh-sungguh maka dia yang akan berhasil. 

Penulis sendiri merasakan betul saran dari Catherine, sudah sejak tahun 2009 saya ingin menulis buku tapi belum kesampaian. Ternyata factor utamanya adalah komitmen yang lemah,sehingga gampang menyerah ketika menemui kendala atau batu kerikil. Padahal, seharusnya saya mampu menyingkirkan kerikil-kerikil itu. Komitmen menulis buku mulai terorganisir saat penulis mendalami pemasaran dan periklanan di bangku kuliah.

Saya ingin kembali mengingatkan, branding Anda harus berbeda dengan yang lain jika ingin dibeli publik. Ini sudah terbukti di lapangan sebagaimana yang saya sebutkan pada awal tulisan.

--------
Penulis: Karnoto
CEO Maharti Group

Unknown

Networking MAHARTIBRAND

MahartiBrand adalah jaringan dari Banten Family yang bergerak dibidang konsultan branding dan komunikasi pemasaran periklanan.

0 komentar:

Posting Komentar

CLIENT