Minggu, 30 Oktober 2016

Adu Branding Andika VS Embay

Untuk posisi Calon Wakil Gubernur Banten pada Pilkada 2017 terlihat lebih jelas daripada personal branding Wahidin dan Rano. Personal Branding Andika terlihat dari aktivity brand yang dilakukan selama ini. Andika dibranding sosok anak muda yang low profile,anak muda ganteng yang bisa diajak untuk melakukan pembenahan, kendati dia dikait-kaitkan dengan kasus Ibunya, Ratu Atut Chosiyah. Namun dengan masuk ke area kaum urban, kelas menengah stylish stigma buruk itu tidak memiliki pengaruh yang kuat. Meski masih ada riak-riak yang muncul ke permukaan.

Disinilah peran strategis tim Andika untuk mengcreate agar Andika bisa menjadi diri sendiri. Bayang-bayang pasti ada, ini wajar mengingat ia berasal dari keluarga yang menjadi sorotan publik. Namun upaya ini harus tetap dilakukan, karena Andika mau tidak mau, suka atau tidak suka pasti akan "diserang" dari sisi history keluarganya, Namun, isu ini pasti sudah ada penangkalnya, mengingat keluarga Andika sudah beberapa kali Pilkada dan terbukti sukses mengantisipasi serangan ini.

Sejauh ini penulis melihat aktivity branding Andika cukup berjalan dengan baik, kendati belum memunculkan efek WOW. Efek WOW ini penting agar Andika tidak dipandang sebelah mata oleh sebagian besar masyarakat. Beberapa aktivitty branding Andika yang saya lihat diantaranya, Andika didekatkan dengan pemilih stylish, kelas menengah yang tidak begitu intens soal politik, tapi memiliki kemauan ingin partisipasi dalam politik, kaum urban, ibu-ibu dan pemilih pemula. Gaya campaignnya pun lebih modernis dan dekat dengan kelas menengah, terutama anak-anak muda dan kaum ibu.

Hanya saja, seperti yang saya katakan di atas belum ada campaign yang memberikan efek WOW. Mungkin ini PR bagi tim sukses Andika dalam waktu empat bulan mendatang. Personal Branding Andika memiliki pengaruh berarti bagi WH, karena WH akan lebih banyak dengan konten-konten serius, mulai dari tata kelola pemerintahan, manajamen APBD dan birokrasi serta lainnya. Sedangkan untuk konten-konten komunikasi yang ringan diambil alih Andika. Menurut saya ini perpaduan yang ideal, karena bagaimana pun pemilih kita tidak sepenuhnya ingin mendengarkan yang berat-berat, namun ditampilkan dengan konten-konten ringan.

Lalu bagaimana dengan Personal Branding Embay Muya Syarief. Sebelum ia maju di Pilkada, Embay secara tersirat sudah memiliki personal branding sendiri, yaitu sebagai Jawara Putih. Brand ini memang belum teruji secara utuh karena Embay belum pernah masuk dalam pemerintahan. Dan Pilkada ini adalah momentum ujian Embay, karena dia akan memasuki arena yang memiliki karakter khusus, karakter ini berbeda dengan arena yang selama ini ia lakoni, yaitu di luar pemerintahan.

Pengakuan ini pernah diungkapkan Embay, bahwa dia selama ini hanya di luar pemerintahan dan saatnya masuk dalam pemerintahan. Personal branding sebagai Jawara Putih juga memiliki pengaruh berarti bagi Rano yang kental dengan nuansa merahnya.Baca Juga Personal Branding WH VS Rano. Kekentalan Rano dengan Merah cukup berisiko jika tidak diminimalisir, karena Banten memiliki karakter yang kuat soal isu agama.

Personal Branding Embay memang harus melalui tahap ujian yang lebih serius, terutama ketika ia berhadapan dengan kaum urban, kelas menengah yang stylish dimana gaya hidup mereka tidak lagi mengacu pada agama dengan tampilan ulama semata, namun ia lebih menyukai tampilan Agama yang modernis, moderat, gaul dan stylish. Pada posisi ini Embay agak kesulitan jika ia tampil sendiri, tanpa dibantu oleh tim yang dekat dengan kaum ini, dan di titik inilah tim sukses akan lebih banyak berperan.

Apalagi, sebagian personal branding dengan konten agamis juga diambil oleh pasangan WH-Andika. WH bisa menjual komitmennya perihal konten religius saat ia menjabat sebagai Walikota Tangerang dengan penerbitan beberapa Peraturan Daerah (Perda) yang kental dengan nuansa syariah. Pada konteks ini ia agak sulit diserang karena telah ada bukti empirisnya.

Kemampuan Tim Embay akan diuji pada area ketika memasuki pemilih dengan karakter yang saya sebutkan di atas. Jika Tim memiliki keterampilan, cekatan dan mampu membuat aktivity branding yang mampu mengkonfirmasi bahwa sosok Embay kepada mereka maka bisa menjadi entry point.

Di ujung tulisan saya hanya ingin mengatakan bahwa mengkonfirmasi personal branding calon itu sangat penting, karena dari sini pemilih bisa melihat dengan jelas perbedaan apa yang bisa meyakinkan pemilih. Kasus-kasus pemilihan yang telah dilakukan sebelumnya sudah teruji, diantaranya kemenangan Airin Rachmi Diany, dimana ia lebih banyak memberikan pesan emosional daripada isu yang berat-berat, Baca Juga Dibalik Kemenangan Airin. Kemenangan Jokowi dengan tagline Jokowi Adalah Kita juga menjadi bukti betapa pentingnya mengkonfirmasi Personal Branding calon, tagline ini terus terang sangat mengena karena dilihat dari wajah yang ndeso, performance tampilan fisik Jokowi menggambarkan sebagian besar rakyat Indonesia,


Penulis,Karnoto
Brand Konsultan



Unknown

Networking MAHARTIBRAND

MahartiBrand adalah jaringan dari Banten Family yang bergerak dibidang konsultan branding dan komunikasi pemasaran periklanan.

0 komentar:

Posting Komentar

CLIENT