Minggu, 04 Desember 2016

Fenomena Middle Class Muslim [Bagian 2]


Restore The Greatness of Islam and Indonesia

Benturan peradaban dan ideologi akan terjadi, itulah prediksi Huntington beberapa tahun silam. Dan kini sedang terjadi, dimana posisi kita?.

Oleh: Karnoto

Jika Donal Trump mampu mengoyak benteng pertahanan Hillary Clinton dengan taglinenya “Make Amerika Great Again” maka umat Islam seharusnya lebih heroik daripada Trump. Saya tidak tahu, apakah Trum telah membaca ghiroh umat muslim terlebih dahulu sebelum mengeluarkan tagline tersebut. Sebab gaung umat muslim yang ingin mengembalikan kebesaran Islam begitu nyaring terdengar sejak beberapa tahun lalu. Dan gaung ini diperjelas oleh Turki dengan agenda besar di 2023, dimana tahun tersebut akan dijadikan titik awal mengembalikan kejayaan Kesultanan Utsnami.

Gejala ini bak virus yang menjalar keseluruh bagian tubuh dan salah satunya adalah umat muslim di Indonesia. Sejumlah aktivis pergerakan, ulama dan tokoh muslim begitu gencar memberikan pesan reminder perihal pahlawan kemerdekaan bangsa, yang faktanya memang adalah tokoh muslim. Mereka diantaranya Pangeran Diponegoro, Cut Nya Dien, Tuanku Imam Bonjol, Muhammad Hatta, Budi Utomo, Jenderal Sudirman dan deretan tokoh muslim yang jadi pahlawan.

Mereka adalah muslim dari kalangan kelas menengah ke atas, karena memang kelas menengahlah yang mampu melakukan perubahan, sebagaimana saya tulis pada bagian pertama. Sebelum ada peristiwa Aksi Super Damai Jilid 3 sebagian masih menoleh karena tidak yakin atau meyangsikan, mengingat perseteruan antar umat dilevel menengah masih cukup tajam.

Namun pasca Aksi Super Damai Jilid 3, keraguan itu mulai memudar dan yang ada keyakinan. Yah, keyakinan bahwa peradaban Islam akan kembali bisa direbut dan mewarnai dunia, khususnya Indonesia. Bagi orang-orang Anti Islam atau orang-orang yang terkena “sihir” para phobia Islam mengaku cemas. Mereka khawatir Indonesia akan berganti menjadi negara Islam, hukum potong tangan, rajam dan ketakutan-ketakutan lainnya membayang-bayangi mereka.

Aksi Super Damai Jilid 3 ternyata menyapu bersih ketakutan mereka semacam itu. Aksi dengan jutaan orang tetapi damai menjadi entry point bagi umat Islam. Bukan hanya dari sisi imaje building, namun juga meredam dan meredupkan rasa was-was umat lain. Beberapa umat dari Agama lain yang hadir langsung merasakan itu dan mereka pun berani memberikan jaminan bahwa umat muslim Indonesia tidak menyeramkan sebagaimana yang digambarkan oleh orang-orang yang benci dengan Islam selama ini.
Aksi Super Damai Jilid 3 menjadi ilustrasi bahwa seperti itulah nanti ketika peradaban Islam memimpin.

Tak ada taman rusak, tak ada kerusuhan, saling menghargai, saling memberi dan ikatan persaudaraan muslim yang begitu kokoh, tak peduli darimana asalnya. Bagaimana para ulama menyambut rombongan Ciamis, Jawa Barat, yang berjalan kaki disambut dengan begitu hangat. Rombongan Ciamis diberikan tempat khusus karena umat muslim lain tahu betapa gigihnya perjuangan mereka untuk sampai ke Jakarta.

Itulah sesungguhnya kebesaran Islam yang pernah dinikmati masyarakat dunia ketika Nabi Muhammad, khalifah hingga Utsmani. Dan kita sebagai generasi kelas menengah muslim harus memiliki tekad untuk mengembalikan kebesaran Islam. Bagi umat lain, Anda tidak perlu khawatir karena Islam akan menjadi Rahmatan Lil Alamin, rahmat bagi semua. Anda juga tidak perlu meninggalkan Indonesia ketika muslim berkuasa, duduklah dan bekerjalah sebagaimana biasanya.

Generasi kelas menengah muslim sekarang sudah memiliki kesadaran kolektif. Kalau seorang Donald Trum saja memiliki tekad mengembalikan kebesaran Amerika, mengapa umat muslim tidak!. Generasi kelas menengah muslim tak hanya ingin mengembalikan kejayaan Islam, namun juga ingin mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai Negara yang patut jadi contoh tentang Bhineka Tunggal Ika, tentang harmonisasi hidup antar umat beragama dan contoh tentang arti demokrasi yang sesungguhnya.

*Penulis adalah Owner Maharti Brand - www.mahartibrand.com




Unknown

Networking MAHARTIBRAND

MahartiBrand adalah jaringan dari Banten Family yang bergerak dibidang konsultan branding dan komunikasi pemasaran periklanan.

0 komentar:

Posting Komentar

CLIENT